Dewasa ini, gaya hidup halal (halal lifestyle) sudah semakin populer. Bukan saja banyak masyarakat yang sekadar melek, melainkan masuk dalam tahap mengadopsinya dalam kehidupan sehari-hari.
Indonesia, sebagai negara berpenduduk muslim terbanyak di dunia dengan jumlah 229,0 juta jiwa. Menjadi maklumat kalau trend halal lifestyle ini mulai diterapkan seiring mudahnya akses informasi menjadikan masyarakat banyak yang melek penting dan wajibnya menerapkan gaya hidup halal.
Halal lifestyle sendiri merupakan gaya hidup seorang individu khususnya umat Muslim menjalani kehidupan sehari-hari yang berpedoman pada prinsip halal
sesuai syariat Islam yang tertera pada ajaran Al-Quran dan Hadits. Gaya hidup ini mulai dari prilaku, kebiasan, aktivitas, minat, ketertarikan.
Pada akhirnya, halal lifestyle ini membentuk pada sebuah konsep ekosistem halal. Ekosistem halal itu sendiri merupakan ragam hal yang dijalankan oleh suatu lingkungan menggunakan sumber daya dan cara-caranya sesuai dengan yang diizinkan syariat Islam. Ragam hal ini mencakup banyak aspek kehidupan; pemilihan produk makanan dan minuman, gaya hidup, gaya busana, kegiatan industri, seni dan kebudayaan, kosmetik sampai pada urusan keuangan.
Mendukung halal lifestyle, pemerintah sejak tahun 2019 telah mengeluarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 26 tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal (JPH), produk wajib bersertifikat halal meliputi barang dan jasa.
Lantas, apa urgensinya?
Tahukah kamu, kalau halal lifestyle sudah menjadi trend global yang mendunia? Memunculkan stigma bahwa nomenklatur halal diterapkan bukan hanya untuk umat muslim saja, melainkan siapa pun yang suka bisa mengikuti hingga mengadopsinya ke dalam kehidupan sehari-hari.
Pertumbuhan populasi Muslim yang terus meningkat, serta persebaran populasi Muslim di dunia yang tinggal di negara-negara minoritas Muslim menjadi faktor halal lifestyle menjadi tren yang mendunia.
Sehingga, menjadikan gaya hidup halal dengan segala produk dan aktivitasnya banyak diminati umat Muslim di berbagai negara. Memunculkan adanya peluang bisnis baru.
Dan seperti yang disebutkan di atas, trend halal lifestyle yang membentuk suatu ekosistem halal ini menjadi peluang bisnis yang pada akhirnya negara-negara minoritas Muslim mulai mengadopsinya menjadi peluang bisnis dengan menargetkan umat Muslim itu sendiri.
Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbanyak, menjadi keuntungan tersendiri dalam membangun bisnis ekosistem halal. Mudah dalam menarik kesimpulannya adalah, Indonesia sudah punya target pasarnya yang potensial. Bisa dikatakan keuntungan demografi ini menjadi opportunity dalam pengembangan industri halal; baik pasar lokal hingga mancanegara.
Keuntungan yang sudah dimiliki mulai dari demografi, kesadaran masyarakat Indonesia terhadap gaya hidup halal (halal awarness), dukungan pemerintah; baik dalam menetapkan standar halal MUI dan percepatan sertifikat halal bagi pelaku UMK, akses informasi yang mudah didapat karena digitalisasi, hingga adanya komunitas Halal (Halal Corner) di Indonesia menjadi langkah awal yang baik dalam membangun ekosistem halal dan menjadi peluang yang potensial dilihat melalui kacamata bisnis di Industri halal itu sendiri.
Selain pemerintah, salah satu institusi yang punya peran penting dalam mengembangkan ekosistem halal khususnya dalam mengembangkan industri halal adalah Bank Syariah.
Banyak peranan penting yang bisa diimplementasikan guna mewujudkan ekosistem halal seperti mengembangkan pengoperasian layanan keuangan berprinsip syariah, penyedia pembiayaan bagi usaha-usaha halal, mendukung dan mengembangkan SDM pelaku bisnis yang berkelanjutan serta kompeten di sektor halal.
Salah satu bank syariah yang turut andil dalam mengembangkan ekonomi halal di Indonesia adalah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).
Melalui agenda kegiatan BSI Internasional Expo 2024, Bank BSI menjembatani para pelaku usaha mikro dan menengah (UMKM) lokal memperluas lini bisnis mereka dengan akses pasar global melalui business matching dengan potential buyer dari negara-negara luar.
Mengutip dari Bank BSI, disebutkan ada sekitar 37 buyer potential dari 18 negara yang sudah konfirmasi terlibat dalam business matching. Adapun 18 negara yang berpartisipasi diantaranya Mesir, Inggris, Bangladesh & Nepal, Arab Saudi, Tunisia, UAE, Lithuania, Asutralia, Jepang, Malaysia, Azerbaijan, Vietnam dan Filipina.
“Tujuan business matching ini adalah mempermudah UMKM menemukan mitra bisnis mereka yang tepat sesuai kebutuhan mereka, meningkatkan peluang bisnis, memperluas jaringan, dan meningkatkan efisiensi serta visibilitas bisnis mereka. Dengan menghubungkan mitra yang cocok, business matching akan mendorong kolaborasi, inovasi dan pertumbuhan bisnis secara keseluruhan,” ucap Kemas Erwan Husainy selaku SVP Marketing Communication BSI.
Di sisi lain, sejak lama Bank BSI sudah memberikan dukungan upaya mendorong kemajuan UMKM lokal melalui UMKM Center yang ada di 3 daerah, Aceh, Yogyakarta dan Surabaya. BSI UMKM Center menjadi program pemberdayaan wirausahawaan dengan memberikan fasilitas berupa pelatihan, pembinaan dan pendampingan bisnis. Melalui UMKM Center ini, pelaku bisnis yang juga sedang menjalankan ekosistem halal menjadi wadah yang tepat untuk berkonsultasi dan mendapatkan sertifikasi halal yang difasilitasi langsung oleh Bank BSI.
2 program unggulan Bank BSI lainnya dalam meningkatkan berwirausaha muda untuk naik kelas, ada Talenta Wirusaha BSI dan BSI Aceh Muslimpreneur.
Upaya lainnya dalam mendorong UMKM naik kelas selain dengan peningkatan skill, mengutip dari Bank BSI, disampaikan oleh Direktur Utama BSI Hery Gunardi, salah satu upaya Bank BSI mendukung UMKM Lokal dengan mendorong pembiayaan bagi UMKM.
“Tren pembiayaan UMKM BSI terus mengalami peningkatan. Ini tidak lepas dari perkembangan jumlah pelaku UMKM yang terus bertambah serta gaya hidup masyarakat yang mulai melihat perbankan syariah sebagai salah satu alternatif pembiayaan,” ungkap Hery Gunardi.
Pameran BSI International Expo 2024 yang digelar pada 20 Juni -23 Juni 2024 mendapatkan respon postif dan apresiasi dari Wakil Presiden Maruf Amin. Melalui pameran ini, menurutnya menjadi aksi nyata dalam memperkuat eskosistem halal, secara khusus guna memperkuat sinergi antar pelaku usaha syariah dan konsumen tingkat nasional maupun internasional.
“Melalui acara ini, kita dapat memperkuat jaringan dan kolaborasi antar pelaku usaha di berbagai daerah sehingga dapat menjadi pendorong utama dalam peningkatan kualitas dan daya saing produk halal Indonesia,” ungkap Wakil Presiden K. H. Ma’ruf Amin.
Melihat dari track record keberhasilan Bank BSI yang berhasil menembus 10 besar bank Syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar, keberhasilan Bank BSI membuka cabang di Dubai menjadi bukti adanya stakholder Bank BSI yang sangat luas. Sehingga dapat menjembatani UMKM lokal melebarkan sayapnya di mancanegara.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin juga menyampaikan, dukungannya untuk Bank BSI bisa terus menyelnggarakan kegiatan serupa setiap tahun dan tidak hanya di Jakarta saja.
“Kegiatan ini seyogyanya dapat diselenggarakan secara konsisten setiap tahun, tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di kota-kota lain sehingga UMKM dan pelaku usaha industri halal lokal naik kelas dan mendunia.”